Senin, 15 Agustus 2016

BALA PERTEMUAN SINGKAT


 (Me and my friend have 4 chanced to wrote 
every paragraph without planned before to what should we tell and barely know each other how the ending will be and so lately i have made my first collab fictive story with @pujatriandi7 !! Enjoy it !)


Pukul 17:07 aku melirik jam digital di tanganku. Ditemani secangkir afogatto di sudut kedai kopi lantai dua. Hari ini, kita sepakat bertemu setelah berbulan-bulan berbincang lewat media sosial. Akhirnya hari yang ku tunggu tiba. Aku ingin melihat rupamu, mendengar tawamu, langsung tanpa perantara. Aku sedikit cemas, apakah kau lupa kalau kita akan bertemu. Sebab, ini sudah lewat sejam dari waktu yang kita sepakati.

Asaku yang nyaris pupus bertemu denganmu, sontak membuat hati ini lega saat tepat bola mataku melihat lekuk kaki yang mendekatiku. Ya, itu kamu. Senyum merekah dan hatiku rasa berhadiah namun ragaku bergetar saat menyalamimu, aku tak tahu pertanda apa. Perbincangan kita tak jauh berbeda dari yang telah kita bahas di sosial media. Sejam berlalu, mataku tak bisa berbohong pada eloknya parasmu. Namun yang ingin kutelusuri sejatinya bagaimana hatimu. Satu jam tak cukup rasanya untuk mengenalmu lebih jauh. Tak cukup sampai di situ, aku pun mengajakmu berpindah suasana, menikmati eloknya senja kota.

Kita keluar dari kedia kopi itu. Aku memintamu duduk di skuter bututku. Syukurlah, kamu tidak keberatan kuboncengi. Hening menengahi perjalanan kita. Aku kikuk seketika, rasanya aku seperti pecundang saja. Mulutku tak bisa mengeluarkan sepata kata pun. Oh Tuhan, aku berharap kita segera bertemu senja.

Sejujurnya aku canggung mengajakmu menikmati senja. Rasanya terlalu dini untuk melihat romansa alam bersamamu. Sampai di bibir pantai aku lemah seolah mati akal ingin bertanya dan bercerita apa. Hatiku semakin bertanya-tanya, tapi ku lihat kau begitu riang sambil menyapa air dengan kakimu. Matahari pergi, kini gelap telah menyelimuti. Kita pun beranjak tapi aku tak tahu ingin membawa kemana dirimu.

Katamu “ajak aku makan soto terlezat di kota ini”. Bola mataku membesar saat mendengar permintaanmu. Ada-ada saja kau ini, tidak bisa ditebak apa maunya. Sialnya, aku tak pernah keberatan memenuhi kemauanmu. Adakah alasan untuk semua ini?

Belum sempat skuterku berhenti, adzan magrin mendayu-dayu memanggil. Saai itu pula dengan spontan kau menepuk pundakku seraya berkata “Udah adzan, kita shalat dulu aja”. Tanpa pikir dua kali, ku belokkan skuter bututku dengan suara khasnya ke mesjid di sebrang kita. Selesai shalat, aku yang lebih awal keluar mencuri-curi pandang saat kau memasang tali sepatu. “Anak yang sholehah”, hatiku berbisik. Kita pun bergegas ke tempat soto yang ku tunjukkan. Perkenalan kita semakin berlanjut dan rasanya tak berujung meski kini giliranku yang semangat bertanya tentangmu. Mungkin karena aku sejuk menatapmu sejak selesai shalat tadi. Malam semakin larut, aku berniat mengantarmu ke rumah, namun ada rasa takut jikalau bertemu kedua orangtuamu.

Aku memberentikan skuter bututku tepat di depan pagar rumahmu. Kau menawariku untuk singgah, tapi aku enggan. Bukan juga apa, segala kemungkinan belum siap untuk ku terima. Walaupun hanya sekedar bersalaman dengan orangtuamu. Apakah aku berpikir terlalu berlebihan? Biarlah, sebab aku pun masih ragu dengan debar di dadaku.

Aku pamit pulang. Aku mengingat kembali hal-hal yang telah kita lalui di waktu yang terbilang singkat sambil berbaring dan tersenyum. Ku simpulkan bahwa aku bahagia, nyaman dan bahkan ingin mengenalmu lebih jauh. Terketuk dalam hatiku untuk memilikimu namun pada sepertiga malam ku tumpahkan semua rasa terima kasihku padaNYA atas pertemuan singkat kita dan memohon petunjuk atas rasa yang kumiliki. Dengan iman dan kemantapan hati, terbersit dalam benakku utnuk menyempurnakan separuh agamaku serta sunnah Rasulullah untuk hidup bersamamu. Esoknya, ku temui kedua orangtuamu dan dengan Bismillah aku siap meminangmu kala itu. Tepat di dua tahun yang lalu. terima kasih untuk pertemuan yang singkat dan telah mau melabuhkan cintamu padamu, hingga kita bersanding berdua.

Kamis, 17 Maret 2016

Asa ntuk ke Rumah-Mu




Ba"da isya hari ini dapat kirimin dari temen yg lagi umroh, gambar dengan background "kubus hitam" yg di idam"kan setiap umat muslin dan ada secarik kertas dengan isi harapan bisa menyusul kesana.
Tertegun, haru, lisan tak terucap tulisan tak terangkai selain memohon doa agar bisa menginjak kaki di Tanah Suci Allah...
Sejatinya, umat muslim mana yg tak mau bermunajat di Baitullah ??
Allah Maha Pemilik Rencana, tiada hal yg tak mungkin. Semoga Allah mengizinkan umatnya mencicipi surga dunia tempat seluruh umat manusia menghadap kiblat pada-Nya. Semoga esai sederhana yg dibuat dengan ditemani riuhan hujan diluar sana menjadi pengantar bagiku untuk bisa berada disana dan kelak malaikat bisa meng-Aamiin-kan tulisan dan asa ini. Aamiin Allahumma Aamiin







PertolonganNya...

ALLAH MAHA BESAR 
TUHAN PEMILIK SEMESTA ALAM
MAHA PEMILIK SEGALA URUSAN 

La haula wa la quwwata illa billah
(Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata)

YaRabbi, 
Peluk daku dalam setiap kesukaran
Lunakkan hati kala kegundahan
Mudahkan lisan dan tulisan ntuk segala urusan

YaRahman...
Tiada daya urusanku tanpa canpur tanganMu
Lapangkan dada, 
Kuatkan hati kami, 
Bukakan fikiran kami, 
Hanya padaMu-lah kami meninta..... 

Selasa, 01 Maret 2016

....jangan senang dulu...

O Allah .... Yang Maha pemberi nikmat 
Kuhaturkan syukur dan terimakasi setiap kabar bahagia yg t'lah Kau berikan, Ya Rabbi Yang Maha pemikik sejuta skenario untuk hamba-Nya, rendahkanlah hati kami untuk setiap "suka" yg tlah kau berikan, ingatkan kami setiap kesempatan yg kau beri hanya singgah sementara dan tegur kami untuk tidak terlarut larut dalam puaian kesenangan, bantu kami mengingatMu dalam setiap nafas dan langkahku. 

Nb: inti esai ini cuma mau bilang "....dah jangan senang dulu" .... :) 

Senin, 29 Februari 2016

Tuhan dan Problemaku



YaAllah…
Yang Maha Pemilik Segala Urusan dan Maha Pemberi Ujian
Pada-Mu keserahkan peliknya problema hamba-Mu
Tempat-ku mengadu dari cobaan yang kau suguhi
Lapangkanlah,Mudahkanlah segala urusan kami..

Atas Ridho dan Restu-Mu ,izinkanlah kami menjalani Duniawi ini,
Begitu banyak dugaan diluar rencana kami,karena Kau Pemilik Semesta
Tuntunlah kami  menghadapai Pemberian-Mu Yang Maha Berguna
Lapangkanlah dada kami menerima rencana-rencana indahMu

Jauhkan kami dari kecemasan duniawi yang tak selayaknya ada
Tenangkan kami kala kamu lupa siapa pemilik masalah ini
TuhanKu Yang Maha Besar, peluklah kami setiap kemelut hidup
PadaMu kami memohon dan meminta Ya Rabb….

Maafkan kami yang mengeluh alam hembusan lelah kami
Hapuskan dosa atas decisan yang pernah kami lontarkan
Khilaf kami dari prasangka hati dan pikiran yang bias ini
Ampunkan kami atas hati dan pikiran yang penuh lumut dosa

Hitam putih hidup tlah mendewasakanku
Hingga pelangi pun kami tlah melihatnya
Lantunan syukur ntuk tiap probelamku
Karna ujunya padaMu semua ku kembalikan.