Minggu, 08 Maret 2015

Istimewa Hampa

Tanyakan pada hampa apa istimewanya ia ?
Meski tak bersuara ia pun masih punya harapan
Tak selamanya yg diam bahkan bisu itu mati
Jangan salah, sewaktu-waktu kau bahagia karnanya

Ceritakan padanya siapa dirimu
Dia 'kan tetap tak berkutip
Semakin kau terhanyut bersamanya
Semakin kau menikmatinya

Sayup-sayup pun tak  bergeming
Hanya isak dan riak  dalam batin
Kekosongannya lah yg akan menerima
Menerima kau apa  adanya

Bahkan ia teman kala riuh
Datang saat kau rindu sepi
Pelebur lara dalam sedih
Pelampiaw hati dalam rasa

Sabtu, 07 Februari 2015

Esai yang tak berujung--

Pasti ada dimana esai kehidupan yg mungkin hanya dimengerti penulisnya. like I do. Semacam menggaruk yang gatal, menggubur yang duka,bahkan meludahi yang sepantasnya . Semesta tak jauh" dari lingkungannya,terutama makhluk hidup seperti kita manusia. Kisah yg tak pernah usai hingga -Nya mengizinkan hingga nafasmu berhenti. Wajar suka duka silih berganti datang dan pergi. Salah dan benar selalu punya opini masing-masing menguatkan fakta yg sedang dijalani. Berelak pun dari kesaharian itu tak bisa, karena ya mereka pengisi acara kehidupan kita ini. Tanpa masalah . bukan hanya duka, senang juga sebuah perkara dalam "permasalahan" yang memenuhi pergantian siang dan malam. Dijalani, sudah pasti adanya. Tiap huntaian detik yg selalu berjalan tak kenal lelah bahkan tak berujung pada kehidupan dunia yg fana tapi harus dicicipi. Hanya perkara bagaimana insanNya mampu bernostalgia dengan indahnya rencana-Mu yg tak bisa dipungkiri. Selalu begitu, punya misteri dan teka-teki dalam mengayuh roda kehidupan. tanpa-Nya semua nihil , bukan hidup lagi namanya. Lalu, yaa begitu. Inilah esai kehidupan yang tak berujung dan yang ada tiap hamba-Nya. Teruslah dan bersyukur..... ìni tentang hidup.

Jumat, 02 Januari 2015

Belenggu

Belenggu ini sudah tak asing lagi,
Jadi teman bahkan lawan setiap saat,
Detik tak mampu menjawab sampai kapan,
Berlalu bersama nafas kehidupan,

Datang nenghoyak suasana dan bahkan asa,
Bayang-bayang menghantui langkah,
Seolah rasa yg tak pernah berujung
Enyahlah cepat rasa yang mendewasakan ini,

Yang ada lelah dan sengsara batin,
Andai kau tahu, ini hati sudah letih,
Tak terfikir, nanti jadi bencana
Terfikir, bak pikul beban sepanjang waktu,

Kau menunggu waktunya, akupun begitu
Tapi aku terlalu lemah menunggu
Belenggu ini menyesakkan ku,teramat
Ku harap kau cepat pergi untuk selamanya

Tak apa kau singgah sementara disini,
Tapi jangan tindih terlalu lama,
Terlalu sakit untuk dinikmati,
Cukup sebentar,lalu terbanglah .

Teruntuk, belenggu tersayang ☺