Selasa, 04 Maret 2014

Keluh Indonesia (unsend)

Puisi ini awalnya diperuntukkan buat iseng-iseng ikutan lomba yang diadakan salah satu instansi nasional dalam rangka Pemilihan Umum 2014,jadi mereka ngadain lomba puisi,cerpen,esai,novel, dsb dengan tema Indonesia Baru. Padahal H-5 ni puisi udah ready buat dikirim,. etaapi Tuhan berkata lain, karena beberapa faktor yang tak mendukung, alhasil puisi ini cuma bisa dipajang disini. sedih sih, sayang bgt momen sekali 5 tahun yg diadain instansi nasional ini pupus sudah buat ikut berpartisipasi. tepung udah jadi roti. yaudah Selamat Membaca

KELUH INDONESIA

Siklus tropis silih berganti di Bumi-ku
Hujan dan Panas seakan teman dalam keseharian
Sama halnya dengan peliknya Indonesia-ku kini
Banyak problema kian terik dimana-mana
Derasnya politik menguasai jagat ini
Baik dan buruk untuk nusa ini ada tanganmu

Wahai engkau para politikus pilihan rakyat
Engkaulah para utusan-Nya melayari negri ku Indonesia
Kau diberikan masa untuk memimpin merah putih      
Kepercayaan diperuntukan untuk orang-orang yang terpilih
Jantung dan kepala kami bertonggak pada anak bangsa
Namun kau hampa jika kami tiada,ya kami Rakyat

Ada kalanya kami bosan dengan sebutan “Rakyat Kecil”
Tapi memang itu adanya, milyaran kepala mengisi pertiwi ini
Kami perahu kecil yang butuh  dayung menuju Indonesia Jaya
Suara kami tak ada yang tak ingin menjadikan Indonesia Baru
Kepala negri ini ada ditangan kami para penduduk Indonesia
Kamilah yang memilih otak Indonesia untuk satu kesatuan

Rakyat bukanlah boneka yang bisa semaunya di atur
Rakyat bukanlah robot yang dikendalikan sesuka hati
Dan bukan pula patung yang dibentuk seenak hati
Rakyatlah paru-paru negri yang butuh nafas segar
Rakyatlah roda kehidupan yang mencari para kemudi
Dan ialah penyambung harapan untuk Indonesia Raya
Oh Rakyat…. Kaulah segalanya

Walau tak semua kami terilhami rasa nasionalisme
Sekiranya kami tau apa dan bagimana Indonesiaku
Insan mana yang tak mau bangsanya makmur
Insan mana pula yang tak ingin nusanya sejahtera
Terpaku tapi tak kenal diam,kami bisa mengaum
Terlena tapi tak kenal lengah,kami mampu berlari

Dimasa kekinian, Indonesia ku tampaknya tlah “baligh”
Setengah abad lebih ia merasakan pahit dan manis hidup
Indonesia sudah kebal dengan keadaan yang begini begitu
Tak pantas lagi Indonesiaku merintih disana sini,tak pantas
Kemiskinan dan ketidaksejahteraan harusnya tak kasat mata
Kerusuhan dan kesenjangan wajibnya tak boleh terdengar lagi

Sepenuhnya,kami tak meyalahkan Kepala Negara jagat ini
Pribadi kamilah yang hendaknya diporoskan ‘tuk negriku
Kesadaran yang nyata akan taat kepada peraturan hukum
Kepekaan terhadap kebohongan publik di Indonesiaku
Kelaklah,tiap hamba-Nya di Garuda ini terhenyuk dan sadar
Lekaslah bergerak dan maju mengejar mencapai klimaks

Oh para Petinggi Negara, kami berdosa rasanya
Berdosa jika kami tak berterima kasih padamu
Meskipun, jasamu berpamrih untuk Indonesia
Tapi itu layak, layak kau terima atas semua ini
Keringatmu terbayar impas atas uang bulanan
Kau pahlawanku di kursi-kursi mahal Negara ini
Terimakasih para politikus Negri ku……

Oh Nusaku, era ini…..

Puluhan bahkan ratusan pamflet menghiasi kota
Bak bunga yang mekar ditiap sudut jalan
Seolah berlomba memperebut bata Negara ini
Kekokohan bangsa berada ditangan mereka
Mereka yang memiliki garizah untuk Indonesiaku
Kau siap maju dan kami siap jadi benalu

Teruntuk muda-mudi bangsa kini dan nanti,
kami siap menitipkan Negri ditangan yang layak
Kepercayaan kami serahkan pada tunas-tunas nusa
Kau yang terpilih, sematkanlah sumpah di dadamu
Janganlah komat-kamit semata, namun letakkan dihati
Ku izinkan jiwa raga bumi ini kau genggam bersama harapan

Asa dilangit janganlah imipian belaka tapi harus nyata
Ku mohon dengan teramat bawa kami pada Indonesia baru
Ku tak maun kami gundah dengan keadaan yang kolot ini
Hati,Pikiran,Air mata menyertai secercah harapan ‘ntuk nusaku
Tolonglah wahai para delegasi Indonesia ku,Tolonglah kami
Tuntutlah kami berjalan pada benang yang mungkin kini karut

Tangan tak sampai, keluhpun hanya angin lalu
Meski begitu nyatanya, ku mohon nalurimu tau
Gonjang-ganjing disana-sini rasanya cukup sudah
Cukup untuk masa metamormofis di Indonesiaku ini
Kami tak sabar lepas dari kulit dan terbang mengangkasa
Hingga kita menjadi terpandang maju di kancah dunia
Tak kenal maka tak sayang, begitupun ntuk status Indonesia kini
Ku mau ia membumi dimata hamba-hambanya agar berguna
Ku ingin ia dikenal sebagai kiblat revolusi dan inovasi dunia
Sulit , namun mengapa mereka kini tlah jauh dari kita
Mengapa ??
Haus akan fana untuk sebuah kemakmuran , perkenankanlah

Makmur dan Sejahtera, kita butuh,kita ingin , kita haus akan itu
Untuk kita demi kita , demi Indonesia yang lebih bermartabat
Poleslah tanah air ku dengan dengan otak yang telah terpilih
Sepoikanlah Indonesia ku , agar ku dengar berita sejuk
Harmonikan Indonesia ku bak melodi nan elok di dengar
Ku ingin ia terpandang, terpandang kapan dan dimana saja

Keluh kesah sana kemari, kami letih dengan ini
Tak usah banyak bacot , tak usah beriming-iming
Tak perlu lagi basa – basi , lakukan ya lakukan
Slogan sana – sini tak usah dibubung tinggi
Tak nyata apa gunanya, omong kosong ? Enyahlah
Cukuplah berurat menyorak yang toh nanti dikhianati

Bolelah merangkak kini, tapi bergegaslah Indonesia tegap
Tegap pasti melawan pantang serta melawan probelema
Tak sabar ingin ku liat simponi nan anggun menghiasi Indonesia,
Rakyat mana yang tak sudi, bangsanya terombang – rambing
Rakyat mana yang tak rela , nusanya melamun sepanjang masa
Bangkit saja tak cukup, melangkah dan lalu berlarilah nusaku

Tak tahan… Indonesia ku ingin kau MAJU
Rakyatnyanya, berhentilah terdoktrin oleh janji busuk
Pemimpinnya, janganlah kau teruskan tapi luruskan
Tuhanku Yang Maha Segalanya, pandulah kami

Beruntunglah para huriah dan Pluktokrasi yang terpilih
Nikmat mana lagi yang tak kau rasa,bangunkanlah Indonesia
Berhentilah bersandiwara dipanggung agraris, Indonesiaku Jaya

Kami tak ingin di ninabobokan , kami siap melototi utusan Negri ini
Jangan,Jangan sampai Indonesia jatuh pada pemimpin yang cayah
Ku iri pada rumpun sebelah , ku dengki pada “kesenangan” negri lain

Kubutuh loyalitas yang realitas, tak usah berembel – embel ini itu
Ingin rasanya kubeli kejujuran tapi tak bisa , kau kini teramat mahal
Ingin ku kantongi emas untuk sebuah kepercayaan Indonesia, Mustahil

Siapapun nanti kepala bangsa ini, lemparlah kami ke jurang kemajuan
Siapapun pemimpin bangsa ini, janganlah kau dustai Dia dan Kami
Siapapun nahkoda nusa ini, kumohon dengan teramat jayakanlah Indonesia

Oh Tuhan….Izinkanlah mereka menciptakan Indonesia yang Baru
Oh Tuhan….Izinkanlah kami lepas dan bebas dari beban selama ini

Semua hanya untuk Indonesa Raya…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar