Selasa, 14 Januari 2014

Diantara bersyukur dan kepuasan

Rasa yg satu ini agak mikir bgt buat judulnya, tegukan esai kali ini cuma ingin menumpahkan esai rasa diantara bersyukur dan puas.  Ntah kenapa,ini rumit, tapi memang begini keadaannya.

Jadi gini,dilihat dari masa kekiniiannya, memanglah manusia pasti selalu ingin tampil dengan kekastaan yg lebih tinggi dan lebih tinggi. Disini peliknya, ! Manusia mana yg g mau hidupnya sejahtera. Namun untuk mencapai sebuah kesejahteraan pasti butuh pengorbanankan ? Butuh apa yg inginkan untuk memenuhi kebutuhannya kan ? Jadi, kalau diulas ulas. Kalau memanģ begini caranya untuk mecapai kesejahteraan yg akan memakmurkan dan mencapai keinginan pribadi itu sendiri,pastilah kita tak lepas dari rasa puas untuk merajut asa yg dinginkan,dan tak lepas juga dari banyak cara untuk mendapatkannya.tapi kalau begitu terus , nanti dibilang g bersyukur,namun faktanya itu tetap harus dicapai. Jadi ?

Kemanusiawian kita untuk mencapai sebuah kehidupan yg layak g lepas dari yg namanya kebutuhan akan kepuasan. Sudah jelas kalau ingin max atau sekurang kurangnya menampilkan yg dinginkan layak dimata manusia lain bahkan mata sendiri kita harus melengkapi nya dengan terus menerus meraih hingga itu dikatakan layak.

Yg jadi masalah, sisi lain kita memang ingin menuju kehidupan yg katanya sejahtera,makmur. Tapi untuk menuju itu g gmpang dong, pasti butuh apa yg selalu bisa dibilang memuaskan diri . Nah disini, bukannya tidak bersyukur atas apa yg ada skrg, namun yg namanya kepantasan dimata semua org,kepatutan hidup di mata siapupunn, kita g bakal lepas dari namanya kepuasan untuk mencapai titik ujung tanduk itu sendiri. Pasti butuh apa yg selalu diinginkan ,selalu ,selalu dan selalu. Apalagi dizaman yg terang benderang ini katanya. Tiap insan berlomba lomba dong mencapai puncak sejahtera. Tapi kalo dilengahin,siapa sih yg g butuh sejahtera hidup.

Itu diaa sulit mengidentifikasi,siapa yg salah dan apa yg harus diperbuat dengan moderenisasi yg sudah terkontaminasi di otak manusia masing masing untuk mencapai kesenjangan yg baik itu.kembali lagi,tetap aja kita ingin yg terbaik namun untuk mencapainya perlu yg baik pula,meskipun tak berhujung namun standarnisasinya pasti ada. Lagi, untuk mencapainya pastilah kita bukannya tidak bersyukur namun apa ? Tidak puas ? Tapi memang hamba mana yg tidak pernah merasa puas. Perlu ? Ia , g gampang tapi.

Rumit,salahin aja diri sendiri kenapa mau larut di era kekinian deengan suntik-suntikan 'wow" yg bisa dibilang kiblatnya nafas ini berhembus,katakan saja bodoh pada diri sendiri kenapa mau dipengaruhi, tapi ya begitu sejahtera,makmurnya tadii itu.serba salah! Aah ! YA RABB .  Bangun yoook !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar